Jejak Ksatria Airlangga di atas Samudra
Dari kapal phinisi yang menjadi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, keluarlah Ibu dengan digotong menggunakan tandu. Kemudian, giliran sang bayi diserahkan ke pihak keluarga yang menunggu di perahu kecil. Kala itu, ombak begitu tenang seolah bersukacita mengiringi kepulangan Ibu dan bayi tersebut.
Pulang menggunakan perahu. (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=CpwXj6fRd2A) |
Cuplikan video yang diunggah oleh IKA FK Unair memperlihatkan proses kepulangan Ibu yang berhasil melahirkan di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga. Video tersebut membuka mata kita semua bahwa fasilitas kesehatan di Indonesia masih belum merata.
Fasilitas kesehatan barangkali menjadi kemewahan bagi saudara kita yang berada di pulau terpencil. Kalaupun ada rumah sakit, masyarakat harus menempuh jarak puluhan kilometer dengan berbagai medan baik darat maupun laut. Nyawa pun menjadi taruhannya.
Ketimpangan akses layanan kesehatan membutuhkan solusi. Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga adalah salah satu bentuk kontribusi untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang berkeadilan demi mewujudkan poin Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan. Konsep rumah sakit terapung memang cocok diterapkan di Indonesia yang notabene sebagai negara kepulauan.